
Setiap orang tua pasti panik saat bayi menangis terus-menerus tanpa alasan yang jelas. Jika si kecil menangis lebih dari tiga jam sehari, selama tiga hari dalam seminggu, selama lebih dari tiga minggu, kemungkinan besar ia mengalami kolik. Kondisi ini cukup umum terjadi pada bayi baru lahir dan biasanya membuat orang tua merasa kewalahan.
Apa sebenarnya kolik itu? Apa penyebabnya? Dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Apa Itu Kolik pada Bayi?
Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis secara berlebihan tanpa sebab yang jelas. Umumnya, kolik muncul di usia 2-3 minggu dan mencapai puncaknya di usia 6 minggu, kemudian berangsur-angsur membaik di usia 3-4 bulan.
Ciri-ciri bayi kolik:
- Menangis dengan suara melengking dan sulit ditenangkan.
- Wajah memerah dan tubuh tegang.
- Mengepalkan tangan dan menarik kaki ke arah perut.
- Perut tampak kembung atau berbunyi karena gas.
Penyebab Kolik pada Bayi
Hingga kini, penyebab pasti kolik belum diketahui. Namun, beberapa faktor yang diduga memicu kolik antara lain:
- Sistem pencernaan bayi yang belum matang – Proses pencernaan bayi baru lahir masih berkembang, sehingga dapat menyebabkan gas dan kembung.
- Sensitivitas terhadap ASI atau susu formula – Beberapa bayi mengalami reaksi terhadap protein dalam susu sapi atau makanan yang dikonsumsi ibu menyusui.
- Gas dalam perut – Bayi yang menelan terlalu banyak udara saat menyusu atau menangis dapat mengalami perut kembung dan tidak nyaman.
- Sistem saraf yang belum matang – Bayi mungkin mengalami overstimulasi dari lingkungan sekitar yang membuatnya sulit beradaptasi.
- Refluks asam (GERD) – Naiknya asam lambung ke kerongkongan bisa menyebabkan bayi merasa tidak nyaman.
Cara Mengatasi Kolik pada Bayi
Berikut beberapa cara yang bisa membantu meredakan kolik pada bayi:
1. Gendong dan Ayun dengan Lembut
- Gendong bayi dengan posisi tegak setelah menyusu.
- Ayun atau goyang bayi dengan lembut.
- Gunakan gendongan bayi agar bayi merasa nyaman seperti dalam kandungan.
2. Bantu Bayi Bersendawa
- Pastikan bayi bersendawa setelah menyusu.
- Gunakan teknik menepuk lembut punggung bayi sambil digendong tegak.
- Jika bayi menggunakan botol, gunakan dot anti-kolik untuk mengurangi udara masuk.
3. Pijat Perut Bayi
- Lakukan pijatan perut dengan gerakan searah jarum jam.
- Lakukan gerakan "mengayuh sepeda" dengan kaki bayi untuk membantu keluarnya gas.
4. Gunakan White Noise atau Musik Lembut
- Suara white noise seperti suara kipas angin atau hujan dapat menenangkan bayi.
- Putar musik klasik atau lagu-lagu lembut untuk membantu bayi rileks.
5. Mandikan dengan Air Hangat
- Air hangat dapat membantu merilekskan otot bayi dan mengurangi ketegangan akibat kolik.
- Bisa juga menggunakan handuk hangat dan menempelkannya di perut bayi.
6. Perhatikan Pola Makan Ibu (Jika Menyusui)
- Hindari makanan pemicu gas seperti brokoli, kubis, dan bawang.
- Kurangi konsumsi produk susu sapi jika bayi sensitif terhadap laktosa.
- Minum cukup air agar produksi ASI tetap lancar.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun kolik bukan kondisi berbahaya, ada beberapa tanda yang mengharuskan orang tua segera berkonsultasi dengan dokter:
- Bayi tidak bertambah berat badan atau justru kehilangan berat badan.
- Demam di atas 38°C (pada bayi di bawah 3 bulan).
- Muntah berlebihan atau muntah berwarna hijau/kuning.
- Tinja berdarah atau berubah warna menjadi hitam.
- Tangisan terdengar berbeda atau bayi terlihat sangat kesakitan.
Jika bayi mengalami salah satu tanda di atas, segera hubungi dokter untuk memastikan tidak ada kondisi medis lain yang mendasarinya.
Kolik pada bayi memang bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua. Namun, dengan memahami penyebabnya dan mencoba beberapa cara mengatasi, kondisi ini bisa lebih terkendali. Ingatlah bahwa kolik bukan penyakit dan akan hilang seiring waktu.
Tetap tenang, sabar, dan pastikan bayi merasa nyaman. Jika ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter. Semoga informasi ini membantu, dan semangat untuk para orang tua! 💙