Ke Mana Perginya Kemarin?
Penulis: Ana Itsna D. Pebriana
Ilustrator: Widyasari Hanaya
Kemarin adalah hari yang sangat seru.
Dafa tidak mau hari itu berlalu.
Tapi, Kemarin sudah tidak ada.
Dafa pun mencari-carinya.
Kalau Kemarin tidak kembali …
bagaimana Dafa bisa mengulang hari seru itu lagi?
Penulis lahir di Bogor, Jawa Barat, dan saat ini berdomisili di Bandung. Mulai suka membaca sejak SD, membuat penulis makin gemar menekuni dunia literasi.
Saat ini, penulis belajar dan bekerja di penerbit Mizan Pustaka sebagai editor buku anak.
Buku-bukunya yang sudah terbit di DAR! Mizan, yaitu, SCB: Aku Bisa Bilang Masya Allah (2020), Ayo, Berdoa! (2022), Ayo, Kita Berteman: Perbedaan Itu Menyenangkan (2022), SCB: Aku Bisa Belanja Sendiri (2023), Aku Suka Namaku (2023), Kenapa Aku Harus Shalat 5 Waktu? (2024), dan Ke Mana Perginya Kemarin? (2025).
Bila ingin menyapa penulis, bisa kunjungi akun Instagram-nya, @anaitsna.
Lewat cerita yang lembut dan imajinatif, buku ini mengajak anak melihat bahwa setiap hari yang berlalu tidak benar-benar hilang.
Ia berubah menjadi sesuatu yang tinggal bersama kita: pengalaman, perasaan, dan ingatan hangat yang ikut tumbuh di dalam diri.
• Mengenalkan konsep waktu yang sudah berlalu (kemarin) dengan cara sederhana dan konkret.
• Mengajarkan keterampilan observasi melalui pencarian di berbagai tempat dan benda di sekitar rumah.
• Memberikan contoh pengelompokan waktu (kemarin, sekarang, besok) lewat percakapan dan pengulangan kata.
• Menguatkan daya ingat dengan mengajak anak mengingat kejadian sehari sebelumnya.
• Menyampaikan pesan bahwa momen berharga akan menjadi kenangan yang tinggal di hati dan ingatan.
• Mengajak anak untuk menghargai waktu dan momen sehari-hari sebagai bagian dari cerita hidup mereka dan membuat setiap hari selalu lebih baik dari hari sebelumnya.
• Cerita disajikan berima.
Ukuran Buku : 21 x 27,5 cm
Jumlah Halaman : 44 halaman