Alma tinggal di Pulau Sebatik, perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Untuk ke sekolah, Alma harus berangkat pukul 4 dini hari dan menempuh perjalanan puluhan kilometer. Jalanan gelap gulita, listrik belum masuk ke desa, keadaan sekolahnya pun sangat sederhana. Suatu hari, Alma bertemu dengan Citra, anak Jakarta yang berlibur ke Pulau Sebatik. Pada hari yang lain, Alma berkenalan dengan Noor, anak Malaysia yang sangat baik. Dari pertemanan itu, Citra mengajak Alma untuk pindah ke Jakarta agar dapat bersekolah dengan sarana yang lebih baik. Begitu pula Noor, dia mengajak Alma menuntut ilmu di Malaysia dengan fasilitas yang lebih lengkap, maju, dan modern. Mana yang akhirnya dipilih Alma untuk masa depannya? Apakah dia tetap tinggal di Sebatik dan mengharumkan tanah kelahirannya itu? Yuk, baca kisah Alma di buku ini!